LAYANAN TELEMATIKA
(TELEMATIC SERVICES)
Di Indonesia, pengaturan dan
pelaksanaan mengenai berbagai bidang usaha yang bergerak di sektor telematika
diatur oleh Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika. Direktorat Jenderal
Aplikasi Telematika (disingkat DitJen APTEL) adalah unsur pelaksana tugas dan
fungsi Departemen di bidang Aplikasi Telematika yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
Sebenarnya layanan telematika di Indonesia sudah cukup luas, namun tidak
diimbangi oleh pengadaan fasilitas yg memadai serta sumber daya yg kurang
memenuhi standar telematika itu sendiri. Sehingga kwalitas serta kwantitas dari
layanan telematika di Indonesia masih kurang dari kata ‘memenuhi syarat’.
Layanan Telematika (Telematic
Services) terbagi didalam 4 bidang, yaitu :
1. Layanan Telematika
di Bidang Informasi
Penggunaan teknologi telematika
dan aliran informasi harus selalu ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, termasuk pemberantasan kemiksinan dan kesenjangan, serta
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Selain itu, teknologi telematika juga
harus diarahkan untuk menjembatani kesenjangan politik dan budaya serta
meningkatkan keharmonisan di kalangan masyarakat. Wartel dan Warnet memainkan
peranan penting dalam masyarakat. Warung Telekomunikasi dan Warung Internet ini
secara berkelanjutan memperluas jangkauan pelayanan telepon dan internet, baik
di daerah kota maupun desa, bagi pelanggan yang tidak memiliki akses sendiri di
tempat tinggal atau di tempat kerjanya. Oleh karena itu langkah-langkah lebih
lanjut untuk mendorong pertumbuhan jangkauan dan kandungan informasi pelayanan
publik, memperluas pelayanan kesehatan dan pendidikan, mengembangkan
sentra-sentra pelayanan masyarakat perkotaan dan pedesaan, serta menyediakan
layanan “e-commerce” bagi usaha kecil dan menengah, sangat diperlukan. Dengan
demikian akan terbentuk pusat-pusat informasi untuk melayani lokasi-lokasi yang
tidak terjangkau oleh masyarakat. Contoh layanan telematika di bidang informasi
adalah : layanan jaringan telekomunikasi antar wilayah, layanan internet, pusat
informasi dalam berbagai aspek kehidupan yg tersedia di media elektronik dan di
tiap wilayah.
2. Layanan Telematika
dibidang Keamanan
Layanan ini menyediakan fasilitas
untuk memantau dan memberikan informasi bila ada sesuatu yang berjalan tidak
seharusnya. Layanan ini dapat mengurangi tingkat pencurian dan kejahatan.
Seperti contohnya dengan menggunakan Firewall dan juga anti virus yang ada.
Pada bidang keamanan, telematika berperan sangat penting untuk menanggulangi
para pencuri - pencuri informasi yang terbatas (rahasia). Sebagai contoh
kepolisian Republik Indonesia memiliki situs resmi http://www.polri.go.id/ yang dapat diakses untuk melakukan pencarian
terhadap orang hilang, atau daftar pencarian orang yang dipublikasikan oleh
polri, dapat juga untuk mengadkukan suatu perkara atau melihat pengaduan yang telah kita buat, serta melihat
perkara kasus yang sudah terselesaikan ataupun yang belum terselesaikan. Dengan
sistem yang diterapkan ini polisi dapat dengan mudah mengontrol keamanan serta
dapat menerima masukan-masukan dari masyrakat sehingga kinerja kepolisian akan
menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang. Namun seiring dengan
berkembangnya telematika diharapkan juga dapat membentuk ketahanan dalam menghadapi
berbagai bentuk ancaman dan kejahatan baru yang timbul sejalan dengan
perkembangan telematika.
Contoh layanan keamanan lainnya
yaitu:
a. navigation assistant
b. weather,stock information
c. entertainment and M-commerce
d. penggunaan Firewall dan
Antivirus
3. Layanan Context
Aware dan Event-Based
Di dalam ilmu komputer menyatakan
bahwa perangkat komputer memiliki kepekaan dan dapat bereaksi terhadap
lingkungan sekitarnya berdasarkan informasi dan aturan-aturan tertentu yang
tersimpan di dalam perangkat. Gagasan inilah yang diperkenalkan oleh Schilit
pada tahun 1994 dengan istilah context-awareness. Context-awareness adalah
kemampuan layanan network untuk mengetahui berbagai konteks, yaitu kumpulan
parameter yang relevan dari pengguna (user) dan penggunaan network itu, serta
memberikan layanan yang sesuai dengan parameter-parameter itu. Beberapa konteks
yang dapat digunakan antara lain lokasi user, data dasar user, berbagai
preferensi user, jenis dan kemampuan terminal yang digunakan user. Sebagai contoh
: ketika seorang user sedang mengadakan rapat, maka context-aware mobile phone
yang dimiliki user akan langsung menyimpulkan bahwa user sedang mengadakan
rapat dan akan menolak seluruh panggilan telepon yang tidak penting. Dan untuk
saat ini, konteks location awareness dan activity recognition yang merupakan
bagian dari context-awareness menjadi pembahasan utama di bidang penelitian
ilmu komputer. Contoh lainnya :
- Navigation.
Navigasi dalah proses membaca, dan mengendalikan pergerakan suatu kerajinan
atau kendaraan dari satu tempat ke tempat lain.
- Global
Navigation Satellite System atau GNSS adalah istilah untuk sistem navigasi
satelit yang menyediakan posisi dengan cakupan global. Sebuah kecil
memungkinkan GNSS elektronik penerima untuk menentukan lokasi mereka (bujur,
lintang, dan ketinggian) ke dalam beberapa meter menggunakan sinyal waktu
ditransmisikan sepanjang garis pandang oleh radio dari satelit.. Penerima di
tanah dengan posisi tetap juga dapat digunakan untuk menghitung waktu yang
tepat sebagai referensi untuk percobaan ilmiah.
- LBS
(Location-Based Service). Beberapa bagian yang lebih sederhana dari context
awareness telah mulai dibangun. LBS (location-based service) misalnya, sewaktu
user mencari keyword tertentu (pom bensin, kafe, ATM, dll), maka ia akan
memperoleh hasil yang berbeda tergantung pada posisi user. Ini dapat mulai
digabungkan dengan beberapa info dari user. Misalnya pom bensin atau kafe di
dekat posisi user yang menerima pembayaran dengan ATM yang dimiliki user.
4. Layanan Perbaikan
Sumber
Layanan perbaikan sumber yang
dimaksud adalah layanan perbaikan dalam sumber daya manusia (SDM). SDM
telematika adalah orang yang melakukan aktivitas yang berhubungan dengan
telekomunikasi, media, dan informatika sebagai pengelola, pengembang, pendidik,
dan pengguna di lingkungan pemerintah, dunia usaha, lembaga pendidikan, dan
masyarakat pada umumnya. Konsep pengembangan sumber daya manusia di bidang
telematika ditujukan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan pendayagunaan
SDM telematika dengan tujuan untuk mengatasi kesenjangan digital, kesenjangan
informasi dan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi secara efektif dan optimal. Layanan Perbaikan Sumber
(Resource Discovery Service) adalah layanan untuk penemuan layanan utilitas
yang diperlukan. The RDS juga berfungsi dalam pengindeksan lokasi layanan
utilitas untuk mempercepat kecepatan penemuan. Analogi Layanan Perbaikan sumber
(Resource Discovery Service) dapat kita bandingkan dengan system kerja pada
Yellow page services. Istilah Yellow Pages mengacu pada buku petunjuk telepon
dari bisnis, dikategorikan sesuai dengan produk atau layanan yang disediakan.
Seperti namanya, direktori tersebut awalnya dicetak pada kertas kuning, sebagai
lawan dari halaman putih non-komersial listing. Istilah tradisional Yellow
Pages kini juga diterapkan pada direktori online bisnis. Dengan Yellow page
kita bisa mencari nomer-nomer telepon yang berkaitan dengan sesuatu yang sedang
kita cari. Hal tersebut merupakan analogi dari layanan perbaikan sumber.
TEKNOLOGI YANG TERKAIT
ANTARMUKA TELEMATIKA
Interface merupakan salah satu
media yang digunakan komputer untuk berkomunikasi dengan manusia. interface di
komputer dikenal dengan GUI (Graphical User Interface). Penghubung antara dua
sistem atau alat. Media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem
lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber daya mengalir dari satu
subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran (output) dari suatu subsistem
akan menjadi masukan (input) untuk subsistem lainnya dengan melalui penghubung.
Dengan penghubung satu subsistem dapat terintegrasi dengan subsistem yang
lainnya membentuk satu kesatuan.
Teknologi yang terkait antarmuka
dalam telematika terbagi menjadi 6, yaitu :
1. Head-Up Display
System
Head Up Display (HUD) merupakan
sebuah tampilan transparan yang menampilkan data tanpa mengharuskan penggunanya
untuk melihat ke arah yang lain dari sudut pandang biasanya. Asal nama dari
alat ini yaitu pengguna dapat melihat informasi dengan kepala yang terangkat
(head up) dan melihat ke arah depan daripada melihat ke arah bawah bagian
instrumen. Walaupun HUD dibuat untuk kepentingan penerbangan militer, sekarang
HUD telah digunakan pada penerbangan sipil, kendaraang bermotor dan aplikasi
lainnya.
Kini teknologi Head Up Display
(HUD) juga diterapkan oleh industri otomotif di dunia, dan BMW menjadi pabrikan
otomotif pertama yang meluncurkan produk massal dengan teknologi HUD di kaca
depannya. Teknologi ini tak hanya memberi kenyamanan bagi pengemudi, melainkan
juga keselamatan berkendara. Pada saat mengemudi, seseorang dihadapkan pada
banyak hal yang bisa berakibat pada berkurangnya perhatian terhadap situasi
lalu-lintas. Umpamanya, pada saat memutar musik, mendengarkan radio, bercakap-cakap
dengan penumpang, bahkan ketika pengemudi sekadar mengalihkan pandangannya ke
arah dasbor. Perlu waktu satu detik bagi seorang pengemudi untuk melirik
indikator kecepatan pada dasbor. Padahal dengan waktu satu detik pula, mobil
pada kecepatan 50 kilometer per jam bisa meluncur sejauh 50 kaki.
Fakta lapangan seperti itulah
yang mendasari industri otomotif terus berupaya meminimalkan resiko, dengan
menciptakan sistem kontrol. Salah satunya, dengan Head-Up Display (HUD), yang
memiliki prospek menjanjikan. Itu karena HUD mampu menampilkan informasi
penting pada kaca depan, langsung pada area pandang pengemudi, hingga ia tak
perlu lagi menunduk atau celingukan mengalihkan pandangannya dari jalan di
depannya. Dengan memanfaatkan proyektor laser (laser projector), diharapkan
kaca mobil depan nantinya bisa berfungsi sebagai layar monitor yang bisa
menampilkan berbagai informasi berguna bagi pengendara. Tidak sampai di situ,
HUD juga diharapkan mampu menjadi alat bantu ketika mengemudi dalam kabut yang
tebal atau kegelapan malam. Dengan tambahan beberapa sensor sonar dan kamera
night vision, kaca depan mobil nantinya mampu menunjukkan area-area penting
dari jalanan yang berada di depan mobil, seperti tepi jalan, rambu, dan objek
yang melintas di depannya. Berikut merupakan contoh penggunaan HUD di masa depan.
Ada 2 tipe Head Up Display
System, yaitu Fixed HUD dan HMD.
1. Fixed HUD mengharuskan penggunaannya melihat tampilan
melalui media yang dipasangkan ke chassis/bodi mesin. Tampilan yang ditampilkan
tergantung dari orientasi mesin yang bersangkutan misalkan pesawat tempur.
System ini digynakan di kebanyakan pesawat tempur. Contoh HUDS, seperti General
Motors yang memulai mengembangkan Head Up Display Berteknologi Laser. Dengan
inovasi ini, pengemudi tak akan lagi menemukan kendala penglihatan pada kondisi
gelap, hujan bahkan kabut sekalipun. Cara kerjanya, saat mengemudi dalam kabut,
pengemudi bisa memanfaatkan kamera infra merah pada kendaraan untuk mengetahui
dimana keberadaan tepi jalan dan laser dapat “melukiskan” tepi jalan tersebut
pada kaca depan sehingga pengemudi bisa mengetahuinya.
2. HMD lebih fleksible karena system ini menampilkan
tampilan sesuai dengan gerakan kepala pengguna.
2. Tangible User
Interface
Tangible User Interface, yang
disingkat TUI, adalah antarmuka dimana seseorang dapat berinteraksi dengan
informasi digital lewat lingkungan fisik. Nama inisial Graspable User
Interface, sudah tidak lagi digunakan. Salah satu perintis TUI ialah Hiroshi
Ishii, seorang profesor di Laboratorium Media MIT yang memimpin Tangible Media
Group. Pandangan istimewanya untuk tangible UI disebut tangible bits, yaitu
memberikan bentuk fisik kepada informasi digital sehingga membuat bit dapat
dimanipulasi dan diamati secara langsung. Sebuah contoh nyata adalah Marmer UI
Answering Machine oleh Durrell Uskup (1992). Sebuah kelereng mewakili satu
pesan yang ditinggalkan di mesin penjawab. Menjatuhkan marmer ke piring diputar
kembali pesan atau panggilan terkait kembali pemanggil. Contoh lain adalah
sistem Topobo. Balok-balok dalam LEGO Topobo seperti blok yang dapat bentak
bersama, tetapi juga dapat bergerak sendiri menggunakan komponen bermotor.
Seseorang bisa mendorong, menarik, dan memutar blok tersebut, dan blok dapat
menghapal gerakan-gerakan ini dan diulang mereka.
Pelaksanaan lain memungkinkan
pengguna untuk membuat sketsa gambar di atas meja sistem dengan pena yang
benar-benar nyata. Menggunakan gerakan tangan, pengguna dapat mengkloning
gambar dan peregangan dalam sumbu X dan Y akan hanya sebagai salah satu program
dalam cat. Sistem ini akan mengintegrasikan kamera video dengan gerakan system
pengakuan. Contoh lain adalah logat, pelaksanaan TUI membantu membuat produk
ini lebih mudah diakses oleh pengguna tua produk. 'teman' lewat juga dapat
digunakan untuk mengaktifkan interakasi yang berbeda dengan produk. Beberapa
pendekatan telah dilakukan untuk membangun middleware untuk TUI generik. Mereka
sasaran menuju kemerdekaan aplikasi domain serta fleksibilitas dalam hal
teknologi sensor yang digunakan. Sebagai contoh, Siftables menyediakan sebuah
platform aplikasi yang sensitif menampilkan gerakan kecil bertindak
bersama-sama untuk membentuk antar muka manusia – computer. Dukungan kerjasama
TUIs harus mengizinkan distribusi spasial, kegiatan asynchronous, dan
modifikasi yang dinamis, TUI infrastruktur, untuk nama yang paling menonjol.
Pendekatan ini menyajikan suatu kerangka kerja yang didasarkan pada konsep
ruang tupel LINDA untuk memenuhi persyaratan ini. Kerangka kerja yang
dilaksanakan TUI untuk menyebarkan teknologi sensor pada semua jenis aplikasi
dan aktuator dalam lingkungan terdistribusi.
3. Computer Vision
Computer Vision adalah ilmu
pengetahuan dan teknologi mesin yang dapat mengerti, di mana “mengerti” dalam
hal ini berarti bahwa mesin mampu mengekstrak informasi dari sebuah gambar yang
diperlukan untuk menyelesaikan beberapa tugas. Sebagai suatu disiplin ilmu,
computer vision berkaitan dengan teori di balik sistem buatan yang mengekstrak
informasi dari suatu gambar. Data gambar dapat mengambil banyak bentuk, seperti
urutan video, pandangan dari beberapa kamera, atau data multi-dimensi dari
scanner medis. Sebagai disiplin teknologi, computer vision berusaha untuk
menerapkan teorinya dan modelnya untuk pembangunan sistem computer vision.
Contoh aplikasi computer vision mencakup sistem untuk :
a. Proses pengendalian (misalnya, suatu industri robot atau
kendaraan otonom) Mendeteksi peristiwa (misalnya, untuk pengawasan visual atau
perhitungan penduduk)
b. Mengorganisir informasi (misalnya, untuk pengindeksan
database gambar, dan urutan gambar)
c. Memodelkan objek atau lingkungan (misalnya, penyelidikan
industri, analisis citra medis, atau pemodelan topografi)
d. Interaksi (misalnya, sebagai masukan ke perangkat untuk
interaksi manusia dan komputer)
4. Browsing Audio Data
Browsing Audio Data merupakan
metode browsing jaringan yang digunakan untuk browsing video / audio data yang
ditangkap oleh sebuah IP kamera. Jaringan video / audio metode browsing
mencakupi langkah-langkah sebagai berikut :
Menjalankan sebuah program
aplikasi komputer lokal untuk mendapatkan kode identifikasi yang disimpan dalam
kamera IP Transmisi untuk mendaftarkan kode identifikasi ke DDNS ( Dynamic
Domain Name Server) oleh program aplikasi Mendapatkan kamera IP pribadi alamat
dan alamat server pribadi sehingga pasangan IP kamera dan kontrol kamera IP
melalui kamera IP pribadi alamat dan alamat server pribadi compile ke layanan
server melalui alamat server pribadi sehingga untuk mendapatkan video / audio
data yang ditangkap oleh kamera IP, dimana server layanan menangkap video /
audio data melalui Internet.
Sebagai kemajuan teknologi
jaringan, semakin banyak diterapkan jaringan produk yang dibuat-buat
terus-menerus. Salah satu yang paling umum diterapkan jaringan yang dikenal
adalah produk kamera IP, yang dapat menampilkan isi (video / audio data)
melalui Internet. Kamera IP biasanya terhubung ke jaringan melalui router, dan
memiliki sebuah IP (Internet Protocol) address setelah operasi sambungan.
Penemuan ini berkaitan dengan system dan metode untuk browsing video/ audio
data, lebih khusus ke jaringan video atau audio system browsing dan metode yang
akan diatur sebuah IP untuk browsing video atau audio. Singkatnya, browsing
audio data ini adalah suatu fasilitas yang dapat mengidentifikasi suatu file
audio. Misalnya, dengan mengetahui elemen-elemen yang tidak ada pada file audio
tersebut. Misalnya kita ingin mengetahui siapa penyanyi, siapa pengarang,
ataupun siapa pencipta dari file audio tersebut.
5. Speech Recognition
Automatic Speech Recognition
(ASR) adalah suatu pengembangan teknik dan system yang memungkinkan computer
untuk menerima masukan berupa kata yang di ucap. Teknologi ini, memungkinkan
suatu perangkat untuk mengenali dan memahami kata-kata yang diucapkan dnegan
cara digitalisasi kata dan mencocokkan sinyal digital tersebut dengan pola
tertentu yang tersimpan dalam suatu perangkat. Kata-kata yang diucapkan diubah
bentuknya mejadi sinyal digital dengan cara mengubah gelombang suara sekumpulan
angka yang kemudian disesuaikan dengan kode-kode tertentu untuk
mengidentifikasika kata-kata tersebut. Hasil dari identifikasi kata yang
diucapkan dapat ditampilkan dalam bentuk tulisan yang dapat dibaca oleh
perangkat teknologi sebagao sebuah komando untuk melakkan suatu pekerjaan,
misalnya penekanan tombol pada telepon genggam yang dilalukan secara otomatis
dengan komando suara.
Alat pengeal ucapan, atau yang
sering disebut dengan speech recognition ini, membutuhkan sampel kata
sebenarnya yang diucapkan dari pengguna. Sampel kata akan didigitalisasi,
disimpan dalam computer, dan kemudian digunakan sebagai basis data dalam
memcocokkan kata yang diucapkan selajutnya. Sebagian besar alat pengenal ucapan
ini sifatnya masih tergantung pada pengeras suara. Dan kekurangan lain dari
alat ini, adalah alat ini hanya dapat mengenal kata yang diucapkan dari satu
atau dua orang saja, serta hanya bisa mengenal kata-kata terpisah, yaitu
kata-kata yang dalam penyampaiannya terdapat jeda antar kata. Hanya sedikit
dari peralatan ini yang sifatnya tidak tergatung pada pengeras suara dan dapat
mengenal kata yang diucapkan banyak orang serta dapat mengenal kata-kata
continue atau kata-kata yang dalam penyampaiannya tidak terdapat jeda antar
kata.
Pengenalan suara sendiri terbagi
menjadi dua, yaitu pengenalan pengguna (identifikasi suara berdasarkan orang
yang berbicara) dan pengenalan ucapan (identifikasi berdasarkan kata yang
diucapkan). Alat ini sudah ada sejak tahun 1940, dimana pada tahun tersebuut perussahaan American
Telephone and Telegraph Company (AT&T) sudah mulai mengembankan suatu
perangkat teknologi yang dapat mengidentifikasi kata yang diucapkan manusia.
Lalu, sekitar tahun 1960-an para peneniliti dari perusahaan tersebut sudah
berhasil membuat suatu perangkat yang dapat mengidentifikasi kata-kata terpisah
dan pada tahun 1970-an, mereka sudah dapat membuat perangkat yang dapat
megidentikikasi kata-kata continue. Alat ini menjadi fungsional sejak tahun
1980-an dan hingga sekarang masih akan terus dikembangkan dan ditingkatkan
keefektifannya.
Aplikasi-aplikasi alat pengenalan
ucap dapat dilihat dari beberapa bidang, yaitu :
- Bidang
komunikasi
Dalam bidang komunikasi terdapat
beberapa jenis alat pengenalan ucap, seperti : Komando suara, Pendiktean dan
Telepon.
- Bidang
kesehatan
Alat pengenal ucapan banyak
digunakan dalam bidang kesehatan untuk membantu para penyandang cacat dalam
beraktivitas. Contohnya ada pada aplikasi Antarmuka Suara Pengguna aatau Voice
User Interface (VUI) yang menggunakan teknologi pengenalan ucapan dimana pengendalian
saklar lampu. Misalnya, tidak peril dilakukan secara manual dengan
menggerakkkan saklar tetatpi cukup mengeluarkan parintah dalam bentuk ucapan
sebagai saklarnya. Metode ini membantu manusia yang secara fisik tidak dapat
menggerakkan saklar karena cacat pada tangan. Penerapan VUI ini tidak hanya
untuk lampu saja tetapi bisa juga untuk aplikasi-aplikasi control yang lain.
- Bidang
militer
Dalam bidang militer juga
terdapat beberapa macam alat pengenalan ucap : Pelatihan penerbangan dan
Helicopter.
6. Speech Synthesis
Speech Synthesis adalah produk
buatan dari pembicaraan manusia. Sebuah sistem komputer yang digunakan untuk
tujuan ini disebut speech synthesizer, dan dapat diterapkan dalam perangkat
lunak atau perangkat keras. Sistem text-to-speech (TTS) mengkonversi bahasa
teks normal ke dalam pembicaraan, sistem lain membuat representasi bahasa
isyarat seperti transkripsi fonetik ke dalam pembicaraan. Speech synthesis
dapat dibuat dengan menggabungkan potongan rekaman pembicaraan yang tersimpan dalam
database. Sistem berbeda dalam ukuran dari unit pembicaraan yang tersimpan,
sebuah sistem yang menyimpan telepon atau diphones menyediakan berbagai output
terbesar, tetapi mungkin kurang jelas. Untuk domain penggunaan khusus,
penyimpanan seluruh kata atau kalimat memungkinkan untuk output berkualitas
tinggi. Atau, synthesizer dapat menggabungkan sebuah model dari saluran vokal
dan karakteristik suara manusia untuk membuat output suara “sintetik” yang
lengkap. Kualitas speech synthesizer dinilai oleh kesamaan dengan suara manusia
dan dengan kemampuannya untuk dipahami. Sebuah program text-to-speech cerdas
memungkinkan orang dengan gangguan penglihatan atau tuna aksara untuk
mendengarkan karya tulis pada komputer rumahan. Banyak sistem operasi komputer telah
menyertakan speech synthesizer sejak awal 1980-an.
Kualitas sistem speech synthesis
yang paling penting adalah kealamian dan dimengerti. “Kealamian” menggambarkan
seberapa dekat output suara seperti pembicaraan manusia, sedangkan “dimengerti”
adalah kemudahan dengan suatu output yang dimengerti. Speech synthesizer yang
ideal adalah alami dan dimengerti. Sistem speech synthesis biasanya mencoba
untuk memaksimalkan kedua karakteristik. Dua teknologi utama untuk menghasilkan
bentuk gelombang speech synthesis adalah concatenative synthesis dan formant
synthesis. Setiap teknologi memiliki kelebihan dan kekurangan, dan maksud
penggunaan dari sistem sintesis akan menentukan pendekatan yang akan digunakan.
Sumber :