Menurut Wikipedia, Open source
adalah sistem pengembangan yang tidak dikoordinasi oleh suatu individu /
lembaga pusat, tetapi oleh para pelaku yang bekerja sama dengan memanfaatkan
kode sumber (source-code) yang tersebar dan tersedia bebas (biasanya
menggunakan fasilitas komunikasi internet).
Menurut David Wheeler, secara umum program yang dinamakan free
software (perangkat lunak bebas) atau open source software (perangkat lunak
sumber terbuka) adalah program yang lisensinya memberi kebebasan kepada
pengguna menjalankan program untuk apa saja, mempelajari dan memodifikasi
program, dan mendistribusikan penggandaan program asli atau yang sudah
dimodifikasi tanpa harus membayar royalti kepada pengembang sebelumnya.
Menurut FSF (Free Software
Foundation), perangkat lunak bebas mengacu pada kebebasan para penggunanya
untuk menjalankan, menggandakan, menyebarluaskan/menditribusikan, mempelajari,
mengubah dan meningkatkan kinerja perangkat lunak. Tepatnya, mengacu pada empat jenis kebebasan
bagi para pengguna perangkat lunak, yaitu:
1.
Kebebasan untuk menjalankan programnya untuk tujuan apa saja.
2. Kebebasan untuk mempelajari bagaimana program itu
bekerja serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda. Akses pada kode program
merupakan suatu prasyarat.
3. Kebebasan untuk menyebarluaskan kembali hasil
salinan perangkat lunak tersebut
sehingga dapat membantu sesama anda.
4. Kebebasan untuk meningkatkan kinerja program, dan
dapat menyebarkannya ke khalayak umum sehingga semua menikmati keuntungannya.
Akses pada kode program merupakan suatu prasyarat juga.
Perangkat lunak open source telah
disebut dengan beberapa istilah baik dan buruk, antara lain : gerakan, mode,
virus, konspirasi komunis, hati dan jiwa dari internet. Tetapi ada satu poin
yang sering dilupakan orang bahwa perangkat lunak open source juga merupakan kendaraan
yang sangat efektif untuk mentransfer kekayaan dari dunia industri ke negaranegara
berkembang. Itu diungkapkan Andrew Leonard dalam tulisannya “An Alternative Voice:
How the TechPoor Can Still Be Software Rich” (bagaimana yang miskin teknologi dapat tetap menjadi kaya perangkat lunak).
Banyak distro Linux seperti Red Hat, SUSE, Mandriva, Debian, Ubuntu, dan
lainlain dapat diperoleh tanpa biaya lisensi untuk
mendownloadnya melalui internet. Dalam hal ada biaya
lisensi, hampir semua biaya lisensi aplikasi FOSS lebih murah dibandingkan lisensi perangkat lunak proprietary.
Namun, biaya penggunaan FOSS tidak hanya biaya pemaketan atau infrastruktur.
Ada juga biaya personal, biaya perangkat keras, biaya yang hilang (opportunity
costs) misalnya karena peralihan, dan biaya pelatihan. Dengan menghitung biaya
total kepemilikan atau TCO (Total Costs of Ownership), akan tergambar
penghematan yang diperoleh jika menggunakan FOSS (Free/Open Source
Software).
Keuntungan menggunakan software
Open Source :
● Lebih aman karena jarang ada produk bajakannya
● Ketersediaan/Kestabilan (Realibility/Stability)
●
Standar terbuka dan tidak tergantung vendor
●
Mengurangi ketergantungan terhadap impor
●
Meningkatkan kemampuan mengembangkan perangkat lunak lokal
● Pembajakan, HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual)
dan WTO (World Trade Organization)
● Bahasa dan budaya lokal (localization)
yang dijadikan sasaran pengguna software.
Kerugian menggunakan software Open
Source :
1. Aplikasi bisnis belum lengkap
2. Interoperabilitas dengan sistem proprietary
3. Dokumentasi dan tampilan (tidak user-friendly)
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar